JAKARTA – Banjir besar yang melanda Bali beberapa hari terakhir dinilai dapat mengancam daya tarik sektor pariwisata daerah tersebut. Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan pentingnya menjaga tata ruang untuk melindungi industri pariwisata saat ditemui di Jakarta Kamis (11/9).
AHY menjelaskan pariwisata sangat bergantung pada persepsi wisatawan. Alam yang bagus tanpa masalah bencana akan menarik wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.
“Pariwisata itu adalah persepsi. Ketika bagus alamnya dan juga tidak ada masalah apalagi tidak terkena bencana alam, ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan termasuk wisatawan mancanegara,” kata AHY.
Sebaliknya, masalah lingkungan dan bencana alam dapat mengurangi minat wisatawan. AHY menekankan daerah wisata harus dijaga dan dimitigasi dengan baik.
Menko AHY menyebut banyak faktor penyebab bencana banjir di Bali. Selain faktor geografis, ada masalah pendangkalan sungai dan sanitasi sampah yang menyumbat saluran air.
“Pendangkalan sungai itu kalau tidak dilakukan sesuatu normalisasi sungai, maka curah hujan yang begitu ekstrem misalnya akan segera membuat air meluber,” ungkapnya.
Penyalahgunaan tata ruang juga menjadi sumber masalah. Lahan hijau yang seharusnya dibiarkan untuk penyerapan air justru dialihfungsikan untuk pengembangan industri dan pariwisata.
“Harus dipastikan benar tidak ada penyalahgunaan tata ruang misalnya yang seharusnya tetap dibiarkan hijau agar serapan air itu juga tetap baik,” tegas AHY.
AHY menyampaikan duka atas banjir yang terjadi di Bali. Dia meminta semua pihak bekerja sama menangani bencana ini, mulai dari pemerintah daerah hingga pusat.
Pencegahan dinilai lebih baik dan murah dibanding penanggulangan setelah bencana terjadi. AHY berharap tidak ada lagi penanganan seperti pemadam kebakaran yang baru bertindak setelah masalah terjadi.