LABUAN BAJO – Bandara Internasional Komodo sudah hampir mencapai batas maksimal kemampuannya menampung penumpang. Kondisi ini mendorong Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono meminta percepatan penambahan kapasitas.
Kunjungan itu dilakukan setelah ia menyelesaikan rangkaian kerja di beberapa daerah NTT, termasuk Atambua, Kabupaten Belu, Ponu di Timor Tengah Utara, dan Pulau Rote pada jumat (14/11).
Dari data yang diterima, jumlah penumpang bandara ini terus naik sejak pandemi berakhir. Kapasitas bandara yang dirancang untuk 1,1 juta penumpang per tahun kini sudah hampir terlampaui.
“Dari kapasitas bandara 1,1 juta penumpang per tahun, ini rasanya sudah bisa dicapai, bahkan dilampaui,” kata AHY saat meninjau bandara.
Lonjakan penumpang terus terjadi hingga November dan diprediksi bertambah di Desember. Karena itu, menurut AHY, bandara ini butuh ruang yang lebih luas agar bisa menampung lebih banyak wisatawan.
Perluasan kapasitas dinilai penting untuk mendongkrak ekonomi lokal. Semakin banyak wisatawan yang datang, semakin besar peluang bagi masyarakat Labuan Bajo dan Manggarai untuk mengembangkan usaha.
“Semakin banyak yang datang, semakin baik bagi ekonomi Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT secara umum,” ujar AHY.
Ia menambahkan, masyarakat bisa ikut merasakan manfaat lewat berbagai usaha, mulai dari ekonomi kreatif hingga UMKM.
Usulan pengembangan bandara sudah diajukan. Sekarang tinggal pemantauan agar prosesnya berjalan cepat.
AHY menekankan bahwa infrastruktur adalah kunci pariwisata. Bandara, terminal, dan jalan yang baik akan mempermudah akses wisatawan ke Labuan Bajo dan wilayah lain di NTT.
“Sektor pariwisata sangat bergantung pada infrastrukturnya,” tegas AHY.
Saat meninjau terminal, AHY mengapresiasi kondisi bandara secara keseluruhan. Ia melihat banyak gerai UMKM yang menjual produk khas NTT.
