JAKARTA – Minat masyarakat mengikuti program transmigrasi tahun ini mencapai rekor tertinggi. Sebanyak 8.000 kepala keluarga mendaftar untuk memperebutkan hanya 95 kuota yang tersedia.
“Tercermin dari jumlah pendaftar program ini mencapai 8.000 KK dari kuota yang dibutuhkan hanya 95 KK,” kata Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (4/9).
Tingginya animo ini membuat pemerintah menerapkan seleksi ketat, terutama untuk calon transmigran dari luar daerah. Kementerian Transmigrasi mengutamakan mereka yang memiliki keahlian khusus untuk berbagi ilmu dengan warga setempat.
“Kami fokuskan bagi mereka yang memiliki keahlian supaya ketika masuk ke daerah yang didatangi itu bisa memberikan pelatihan pada masyarakat setempat,” jelas Menteri Iftitah.
Kebijakan ini sejalan dengan fokus transmigrasi lokal yang mendominasi program tahun ini. Komposisi transmigrasi lokal mencapai 94 persen, sedangkan Transmigrasi Karya Nusantara dari luar provinsi hanya 6 persen.
Beberapa daerah bahkan menerapkan komposisi 100 persen warga lokal. Papua Selatan menjadi contohnya dengan seluruh transmigran berasal dari Orang Asli Papua (OAP).
“Kami pada akhir 2024 berkunjung ke sana (Papua Selatan), mereka memohon untuk transmigrasi lokal,” kata Menteri Iftitah.
Pemerintah daerah Papua Selatan awalnya mengajukan 200 kepala keluarga, namun anggaran hanya cukup untuk 100 kepala keluarga.
Daerah lain juga menerapkan mayoritas transmigran lokal. Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan menerapkan komposisi 76 persen lokal dan 24 persen pendatang.
Menteri Iftitah menegaskan setiap program transmigrasi dilaksanakan berdasarkan permintaan pemerintah daerah. Hal ini untuk menjawab kekhawatiran sebagian daerah terkait perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Pulau Jawa.
“Betul-betul bukan lagi orang-orang yang terbuang gitu. Kami betul-betul lakukan seleksi secara baik dan ini juga sesuai dengan permintaan daerah,” pungkas Menteri Iftitah.