Startup lain seperti Lister meraih pendanaan internasional di sektor edutech, sedangkan KlinikGo memperluas layanan telehealth hingga menjalin kemitraan regional dengan Malaysia.
Teuku Riefky menegaskan subsektor aplikasi memiliki potensi besar sejalan dengan perkembangan ekonomi digital yang pesat di Indonesia.
Ia mengajak investor, korporasi, dan mitra industri membuka lebih banyak akses bagi startup pemula.
“Mari kita gerak bersama menyatukan langkah dan energi demi melahirkan startup-startup tangguh yang bukan hanya menjadi unicorn, tetapi juga menjadi penggerak perubahan sosial dan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar dalam diskusi panel bertema “Back to Fundamentals: Turning Vision Into Investment-Ready Ventures” menekankan pentingnya kolaborasi antar startup. BEKUP, menurut Irene, bisa menjadi wadah pertemuan antara startup, investor, industri, dan pembuat kebijakan.
Indonesia-Kanada Sepakati Tiga Kerja Sama Besar, Ekspor Diprediksi Capai Jadi 11,8 Miliar Dolar AS
“Startup tidak hanya punya kesiapan fundamental dalam membangun bisnis selayaknya investasi, tetapi seperti apa kembali pada kenyataan untuk memahami pasar,” kata Irene.
SEA VC Investment Spiral Ventures Anissa Dyah Setyowati menambahkan, founder startup harus memiliki mindset terarah dan rasional yang kuat.
Selain optimisme, mereka perlu data rekap yang jelas dan track record yang transparan.
“Bukan sekadar ambisi atau mengawang saja dalam membuat startup, tetapi harus punya tata kelola yang baik agar tidak terjadi human error,” kata Anissa.
Peluncuran BEKUP 2025 turut dihadiri sejumlah tokoh industri teknologi dan startup, termasuk Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Cheryl Tanzil, Founder Kumpul Faye Wongso, CEO Dicoding Narenda Wicaksono, dan Founding CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.