AHY Tinjau Proyek Penyelamatan Pantai Kuta dari Abrasi Senilai Rp 260 Miliar

oleh -229 Dilihat
oleh
Ahy Tinjau Proyek Penyelamatan Pantai Kuta
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono meninjau proyek penanganan abrasi di Pantai Kuta, Bali, Senin (13/10/2025).

BALI – Pantai Kuta yang terkenal sebagai ikon pariwisata Bali kini mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi kawasan Kuta pada Senin (13/10/2025) untuk memantau langsung upaya penyelamatan garis pantai yang terus tergerus ombak.

Kunjungan AHY fokus pada proyek Bali Beach Conservation Project (BBCP) phase II yang membentang sepanjang 5,3 kilometer. Proyek ini menyasar tiga pantai sekaligus: Kuta, Legian, dan Seminyak yang mengalami abrasi parah sejak puluhan tahun lalu.

AHY menjelaskan kondisi pantai Kuta memburuk sejak dekade 1980-an. Gelombang laut yang terus menghantam membuat bibir pantai mundur hingga 15-20 meter dari posisi semula.

“Kita ingin melakukan sand nourishment untuk mengembalikan kondisi alami garis pantai Kuta. Proyek ini adalah bagian dari pembangunan infrastruktur untuk melestarikan alam, dan melindungi masyarakat serta fasilitas pariwisata di sepanjang pesisir Bali,” ujarnya.

Solusi yang diterapkan adalah membangun lima unit breakwater atau pemecah gelombang. Setiap struktur berukuran 110 meter dan dirancang khusus untuk meredam hantaman ombak agar pasir pantai tidak tersapu.

Setelah breakwater selesai, pantai akan diisi kembali dengan pasir dari Jimbaran. Pasir ini dipilih karena karakternya mirip dengan pasir asli Kuta.

Proyek senilai Rp 260 miliar ini merupakan hasil kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Hingga kini, pembangunan sudah mencapai 18 persen dan dikerjakan secara bertahap.

AHY mengakui ada tantangan teknis dalam pelaksanaan proyek. Pasang surut air laut menjadi faktor utama yang harus diperhitungkan demi keselamatan pekerja dan peralatan.

“Kita terus mendorong agar proyek ini selesai sesuai target. Memang ada tantangan teknis terkait pasang surut, namun pekerjaan dilakukan secara hati-hati untuk keselamatan personel dan alat. Proyek seperti ini tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan pariwisata yang besar,” katanya.

Menko AHY menegaskan pemerintah pusat juga memantau lokasi lain di Bali yang terancam abrasi. Penanganan akan dilakukan berdasarkan data ilmiah dan pemetaan menyeluruh.

“Membangun infrastruktur itu bukan semata untuk pertumbuhan ekonomi. Khususnya di Bali, kita harus menjaga kelestarian alam. Jika abrasi terus berlanjut, dampaknya bisa mengancam pariwisata, UMKM, dan masyarakat secara langsung,” tegasnya.

Proyek ini diharapkan menjadi contoh penanganan abrasi di seluruh Indonesia. Pendekatan berbasis riset dan teknologi ramah lingkungan diharapkan mampu melindungi aset wisata dan keindahan alam Bali untuk jangka panjang.