JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan inspeksi ke tiga fasilitas utama operasional kereta cepat Whoosh.
Kunjungan kerja AHY ini dilakukan untuk memastikan standar keamanan dan operasional Whoosh tetap terjaga, terutama menghadapi berbagai tantangan teknis yang kerap terjadi akibat aktivitas masyarakat di sekitar jalur.
“Setiap 2 hari sekali train set itu masuk ke joint workshop tadi untuk dicek baik bagian bawah, tengah, badannya maupun atasnya. Di sana ada para teknisi yang secara profesional melakukan pemeriksaan dengan baik,” ungkap AHY setelah meninjau langsung Joint Workshop pada Sabtu (12/7).
Dalam inspeksinya, AHY mengunjungi tiga fasilitas strategis yang menjadi tulang punggung operasional Whoosh. Pertama, Joint Workshop sebagai ruang perawatan berkala kereta mulai dari pengecekan atap hingga rangka bawah. Kedua, Operation Control Center (OCC) yang berfungsi sebagai pusat kendali dan pemantauan real-time. Ketiga, Ruang Simulator EMU Driver untuk pelatihan masinis yang identik dengan kabin kereta asli.
AHY mengaku terkesan dengan sistem operasional yang terintegrasi. “Saya juga melihat langsung pusat komando yang bisa dikatakan otak dan jantung dari operasi KCIC, lengkap dengan teknologi dan personel yang mampu mengambil keputusan secara cepat,” katanya.
Namun, dalam kesempatan yang sama, AHY menyoroti masalah serius yang mengancam keamanan operasional Whoosh. Layang-layang yang dimainkan masyarakat di sekitar jalur kereta cepat menjadi ancaman nyata bagi keselamatan perjalanan.
AHY menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan transportasi masa depan Indonesia.
“Sekali lagi kita utamakan faktor keselamatan dan juga tentunya kenyamanan. Saya menghimbau agar masyarakat bisa benar-benar menjaga jarak aman untuk bisa bermain layang-layang karena jangan sampai mengganggu operasional dari KCIC dan mengganggu mobilitas masyarakat,” tegas AHY.
Kekhawatiran AHY ini bukan tanpa alasan. Data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat sejak awal 2025, sebanyak 32 kali perjalanan Whoosh mengalami hambatan akibat benang layangan yang tersangkut pada jaringan listrik aliran atas (LAA) maupun pantograf kereta.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan dampak serius dari gangguan ini. Benang layangan yang melilit komponen LAA atau pantograf berisiko menyebabkan kerusakan listrik dan gangguan teknis yang memaksa kereta mengurangi kecepatan bahkan berhenti sementara.
“Gangguan ini membuat kereta harus mengurangi kecepatan bahkan berhenti sementara untuk proses evakuasi dan pemeriksaan jalur sebelum dinyatakan aman melanjutkan perjalanan,” ungkap Eva.
Dalam beberapa kasus, KCIC bahkan perlu melakukan perawatan intensif hingga penggantian komponen, yang berdampak pada berkurangnya jumlah sarana yang siap operasi dan mengganggu kenyamanan seluruh penumpang Whoosh.