400 Ribu Warga Sulsel Bakal Nikmati Air Bersih dari Bendungan Bili-Bili

oleh -197 Dilihat
Spam Regional Mamminasata
Pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) SPAM Regional Mamminasata di Sulawesi Selatan telah mencapai 90,06 persen. Fasilitas ini akan mengolah air dari Bendungan Bili-Bili untuk melayani 400 ribu warga di kawasan Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar.
banner 728x90

MAKASSAR – Hampir setengah juta penduduk di kawasan metropolitan Makassar akan segera mendapat pasokan air bersih dari mega proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mamminasata yang memanfaatkan Bendungan Bili-Bili sebagai sumber utama.

SPAM berkapasitas 1.000 liter per detik ini ditargetkan melayani 80.000 sambungan rumah atau setara 400.000 jiwa yang tersebar di empat wilayah: Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar.

banner 336x280

Tahap pertama pembangunan dengan kapasitas 500 liter per detik akan selesai Agustus mendatang, menyasar 40.000 sambungan rumah lebih dulu.

“SPAM bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi bukti nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,” kata Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.

Makassar Dapat Jatah Terbesar

Dari total kapasitas SPAM Mamminasata, Kota Makassar memperoleh alokasi tertinggi yakni 600 liter per detik. Sisanya terbagi untuk Gowa 200 liter per detik, Maros 130 liter per detik, dan Takalar 70 liter per detik.

Air dari Bendungan Bili-Bili akan dialirkan melalui jaringan transmisi ke 10 titik offtake yang tersebar di keempat wilayah tersebut.

banner 336x280

Wilayah yang akan terlayani antara lain Kecamatan Biringkanaya dan Tamanlarea di Makassar, Kecamatan Galesong di Takalar, serta kawasan pesisir dan perbatasan di Gowa dan Maros.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Selatan Kusworo Darpito menyebut progres instalasi pengolahan air tahap pertama telah mencapai 90,06 persen. Sementara pembangunan jaringan distribusi utama sudah tuntas 100 persen.

Anggaran Rp 178 Miliar

Total anggaran yang dialokasikan untuk tahap pertama mencapai Rp 178,86 miliar dari APBN 2025.

Rinciannya, Rp 78,98 miliar untuk pembangunan instalasi pengolahan air dan Rp 99,88 miliar untuk jaringan distribusi utama.

Kementerian PU menangani pembangunan unit utama seperti instalasi pengolahan air dan transmisi air curah.

Adapun pemerintah daerah bertanggung jawab membangun jaringan distribusi hilir dan sambungan ke rumah tangga.

Namun kendala muncul karena pembangunan reservoir dan pipa distribusi di beberapa titik masih menunggu kesiapan APBD masing-masing kabupaten dan kota.

“Kami tidak ingin infrastruktur yang sudah dibangun dengan APBN ini menjadi idle karena hilirnya tidak siap,” harap Kusworo.

Dia meminta para kepala daerah mempercepat eksekusi anggaran guna mendukung distribusi hingga ke rumah warga.

Percontohan Nasional

Kementerian PU optimis SPAM Mamminasata akan menjadi percontohan proyek air minum regional di kawasan metropolitan lainnya di Indonesia.

Proyek ini dinilai berhasil mengintegrasikan pembiayaan pusat dan daerah secara efisien.

Dengan target 40.000 sambungan rumah pada tahap pertama, SPAM Mamminasata diharapkan meningkatkan cakupan layanan air minum perpipaan di Sulawesi Selatan secara signifikan.

Kusworo menekankan pentingnya sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan keberlanjutan operasional dan pengelolaan sistem secara optimal.

banner 728x90